🔐2 - Keamanan Web3
Memahami Tentang Keamanan di Web3...
Last updated
Memahami Tentang Keamanan di Web3...
Last updated
Teknologi blockchain memberikan lapisan keamanan dan privasi tambahan menggunakan enkripsi kriptografi yang end-to-end dan mekanisme komputasi matematika seperti zero-knowledge proof. Meskipun begitu, ruang-waktu Web3 mewarisi beberapa kerentanan keamanan dari pendahulunya, yaitu Web1.0 dan Web2.0, yang faktornya disebabkan oleh manusia.
Masing-masing kita sudah banyak tahu, bahwa ruang-waktu Web3 dan teknologi blockchain menyediakan platform tersentralisasi dan terdesentralisasi untuk berbagai transaksi.
Salah satu contohnya...
Masing-masing kita, hampir semua menggunakan platform exchange tersentralisasi (centralized exchanges) yang memberikan layanan bursa terpusat dengan single point of failure (SPOF), yaitu jika ada satu kesalahan bisa membuat keseluruhan sistem berhenti bekerja.
Konkritnya, centralized exchanges (CEX) seperti FTX, Binance, Crypto dot Com. KuCoin, TokoCrypto dan Coinbase, menyediaian platform untuk bertransaksi menggunakan custodial wallet, yang mana public key dan private key dari wallet tersebut sepenuhnya dikontrol oleh CEX.
Not your keys, not your coins.
— Pepatah Populer
Masing-masing kita juga bisa memilih menggunakan decentralized exchanges (DEX) yang terdesentralisasi peer-2-peer. DEX memungkinkan untuk masing-masing kita bisa mengontrol non-custodial wallet, public key, dan private key, lalu isinya, baik aset atau uangnya, serta keamanannya menjadi tanggung jawab utama masing-masing kita.
Lalu... Lalu...!?!? Harus bagaimana masing-masing kita?!?!
Selalulah ingat, bahwa masalah keamanan di ruang-waktu Web3 pada dasarnya diwariskan dari Web1.0 dan Web2.0, meskipun ada juga masalah keamanan di tingkat protokol blockchain-nya.
Selalulah menyadari, bahwa kerentanan keamanan yang ada akan selalu digunakan untuk nge-prank, nge-trick, dan mengelabui masing-masing kita sebagai pengguna platform terdesentralisasi (dApp) agar masing-masing kita memberikan informasi sensitif.
Di luar sana selalu ada yang akan menjadi lebih canggih dalam upaya untuk mengkompromikan keamanan dan mengelabui masing-masing kita. Jadi, selalu menjadikan isu keamanan sebagai prioritas utama bagi masing-masing kita itu sangatlah penting.
Dalam setiap teknologi yang lahir, di luar sana selalu ada 2 aktor dan 1 korban…
Aktor Baik: Mereka adalah yang memiliki niat baik, mereka membangun proyek dengan manfaat penggunaan nyata, mengedukasi komunitasnya, dan menyediakan lingkungan bermain, belajar, dan bekerja yang aman.
Aktor Jahat: Mereka adalah yang memiliki niat buruk. Mereka memanfaatkan hingga menipu orang lain yang tidak sadar. Membuat orang lain mengalami kerugian, dan bahkan merasakan kesakitan.
Korban: Mereka adalah siapa pun. Masing-masing kita bisa menjadi korban dari aktor baik dan aktor jahat. Sebab, hal baik, yang bagus sekali pun, tidak selalu menjamin memberikan kebaikan untuk masing-masing kita.
Hal baik, yang bagus sekali pun, bisa memiliki kompleksitas di sistemnya dan kemasannya. Hal-hal seperti itu sering menjadikannya rentan, menjadikan hal baik menjadi tidak baik bagi orang lain.